kriteria pemilihan tes (evaluasi olahraga)
A.
Pengertian Tes dan Pengukuran
Pengertian tes secara umum adalah alat pengumpul data
dan sebagai dasar penilaian dalam proses pendidikan, dalam bentuk tugas yang
harus dikerjakan oleh siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku.
Suatu tes adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi
tentang seseorang atau obyek. Melalui tes, pendidik dapat memperoleh informasi
yang tepat mengenai keadaan anak didiknya, apabila ia berada pada kemampuan
rendah, sedang atau tinggi. Sedangkan pengukuran merupakan proses
pengumpulan data / informasi tentang individu maupun obyek tertentu. Tes
dan pengukuran merupakan kesatuan yang dapat dijadikan suatu bahasan yang lebih
lengkap. Kata pengukuran memiliki banyak arti dan berbeda-beda penerapannya
dalam pendidikan jasmani atau olahraga.
Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur beberapa
performa dan untuk mengumpulkan data. Sebuah tes haruslah valid, yang berarti
mengukur apa yang seharusnya diukur dan haruslah terpercaya, yang berarti dapat
diulang berkali-kali. Pengukuran adalah skor kuantitatif yang berasal dari tes.
Data yang diperoleh kemudian dievaluasi. Sedangkan evaluasi adalah
prosesmenempatkan/pemberian nilai, makna atau kelayakan pada data
tersebut.
Pengukuran yang dilakukan dalam keolahragaan atau
pendidikan olahraga berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
- Pengukuran harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang semestinya diukur, sesuai dengan luas sempitnya tujuan yang kita ukur atau capai.
- Niali-nilai keolahragaan belum dapat diketahui sebelum dilakukan pengukuran tersebut.
- Pengukuran dalam keolahragaan atau pendidikan sangat diperlukan untuk memperbaiki program.
- Tes dan pengukuran hendaknya dilaksanakan oleh para petugas yang telah terlatih dan berpengalaman dalam lapangan tersebut.
B. Kegunaan
Tes dan Pengukuran
- Menentukan Status, didalam pendidikan adalah yang harus diperhatikan adalah perkembangan anak, maka seharusnya pembina atau guru olahraga mengetahui sampai dimana perkembagan itu terjadi. Untuk itu harus dilakukan pengukuranagar diketahui status pada suatu saat ataupun dari waktu ke waktu.
- Klasifikasi, disekolah biasanya klasifikasi keolahragaan berdasarkan tingkat kelas bukan berdasarkan kemampuan atau keterampilan anak. Kalau dipandang dari sudtut kematangan jasmaniahnya atau ketangkasannya mereka itu akan berbeda. Oleh karena itu pengelompokan hendaknya berdasarkan kemampuan umum ketangkasannya dan diatur sesuai dengan kemajuan pembelajarannya.
- Diagnosa dan Bimbingan, bimbingan dimaksudkan supaya setiap anak memperoleh jalan didalam menghadapi kesukaran-kesukaran yang dialami. Bimbingan mengharuskan adanya evaluasi tentang kapasitas dan kemampuan anak sehingga proses pengajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak.
- Motivasi, Achievment score/nilai dalam keolahragaan dapat menjadi perangsang bagi anak untuk berlatih lebih giat.
- Perbaikan mengajar, testing dan evaluasi adalah suatu bagian dari pengajaran mempunyai tempat yang tepat dalam program pengajaran. Tes harus ditempatkan pada bagian yang sudah dirancang pada tujuan pembelajaran sebelumnya sehingga nilai tes tersebut dapat digunakan sesuai dengan tujuan dari bahan pembelajaran yang disajikan.
C. Kriteria
Pemiliha Tes
Para ahli tes dan pengukuran telah ada kesamaan
pendapat tentang kriteria pemilihan tes. Kriteria tersebut meliputi
faktor-faktor sebagai berikut :
1. Validitas
Pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Validitas
sangat erat berkaitan dengan tujuan pengukuran. Oleh karena suatu tes atau
instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila
alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut.
2. Reliabilitas
Reliabilitas mempunyai beberapa nama lain seperti keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan lain sebagainya. Namun ide
pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya.
3. Objektifitas
Objektifitas adalah derajat kesamaan hasil dari dua atau lebih pengambil
tes (tester). Pengertian objektifitas hampir sama sengan reliabilitas,
kedua-duanya tentang hasil pengukuran yang tetap atau sama/hampir sama.
4. Norma
Data-data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran merupakan data yang
acak dan berada dalam kemampuan yang dicapai untuk dapat menyamakan hasil dan
menempatkannya diperlukan adanya acuan norma. Acuan norma adalah menunjukkan
kedudukan seorang tes diantara kelompoknya. cuan norma ini dapat dipakai dengan
penggunaan dari angka kasar ke angka tabel. Angka tabel dapt diklasifikasikan
kembali apakah nilainya termasuk rendah, sedang atau tinggi.
A.
Fungsi Tes dan Pengukuran
Dalam pelaksanaan tes
dan pengukuran dapat menggunakan tes baku yang sudah ada atau dapat membuat
sendiri. Pelaksanaan tes dan pengukuran
akan sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan
program pelatihan antara lain:
a. Merangsang
pelatih untuk mencapai tujuan
b. Merupakan
umpan balik bagi pelatih dan atlet
c.
Membangkitkan motivasi berlatih
d. Membantu
atlet dalam menilai kemampuannya
e. Membantu
pelatih menata kembali bahan-bahan yang telah diberikan
f. Menentukan
klasifikasi atau pengelompokan atlet
g. Sebagai
alat untuk memperoleh data yang obyektif
h. Keperluan
diagnosa (body mekanik, kebugaran jasmani, dan keterampilan gerak)
i.
Menentukan seleksi atlet dengan fair.
B.
Prinsip-Prinsip Evaluasi
1. Prinsip
Pelaksanaan : yaitu prinsip tentang bagaimana evaluasi dilakukan.
a. Evaluasi harus dilakukan secara obyektif
b. Evaluasi dilakukan secara kontinue
c. Evaluasi dilakukan secara komprehensif
(integralitas).
2. Prinsip
Dasar : yaitu sebagai pedoman kerja
dalam melakukan evaluasi
a. Evaluasi adalah alat komunikasi
b. Membantu atlet untuk mencapai
perkembangan potensinya semaksimal mungkin
c. Jangan hanya membandingkannya dengan
orang lain saja
d. Memanfaatkan berbagai macam alat / teknik
evaluasi
e. Menyarankan langkah-langkah / tindak
lanjut yang perlu diambil
C.
Kemungkinan-Kemungkinan Kesalahan dalam Evaluasi :
1. Kesalahan
dalam pengamatan atau observasi
2. Kesalahan
pada alat pengukur
3. Kesalahan
dalam proses analisis data
4. Pengaruh
pekerjaan-pekerjaan yang mendahului
5.
Kecenderungan untuk menilai lebih tinggi atau lebih rendah
6. Pengaruh kesan-kesan luar
D.
Langkah-Langkah dalam Melakukan Evaluasi :
1. Perencanaan :
1.1. Kriteria yang akan digunakan
1.2. Bentuk tes / alat ukur yang akan digunakan
1.3. Menentukan frekuensi evaluasi
1.4. Fasilitas dan Perlengkapan
1.5. Waktu pelaksanaan pengambilan data
1.6. Para pembantu dalam pelaksanaan pengambilan
data.
2. Pengumpulan Data
3. Penelitian data
4. Pengolahan data
5. Penafsiran
data.
E.
Bentuk / Jenis Evaluasi :
1. Evaluasi
Formatif : Dilakukan untuk kebutuhan
monitoring, memperoleh umpan balik, dan diselenggarakan di sela-sela program
yang masih berlangsung, misalnya tes-tes mingguan, bulanan. Hasilnya digunakan
untuk menyempurnakan program.
2. Evaluasi Sumatif : Dilaksanakan setelah program latihan selesai
seluruhnya, misalnya untuk menentukan / pemilihan pemain. Hasil evaluasi
dilaporkan dalam nilai-nilai tertentu.
F.
Evaluasi Kuantitatif dan Kualitatif.
Kebanyakan tes dan
pengukuran selalu berurusan dengan pengungkapan hasil tes yang dinyatakan dalam
bentuk skor-skor (kantitatif) yang
kemudian mudah untuk diolah, yaitu menggunakan statistika. Selain itu yang perlu untuk juga diperhatikan
dan dipertimbangkan oleh seorang pelatih
adalah pengumpulan data secara kualitatif yang hasilnya dalam bentuk pemaparan
tingkat penguasaan atau performa di lapangan.
Evaluasi
kualitatif dalam pelaksanaannya
mempergunakan pertimbangan/ penilaian subyektif. Untuk itu yang menjadi pedoman dasarnya
adalah sbb:
1. Kemampuan yang dinilai harus dapat dirumuskan
2. Penilai harus terlatih dan berpengalaman
3. Para penilai harus dapat membedakan tingkatan
kemampuan
4. Skala penilaian harus sederhana dan sebanding
dengan tingkatan kemampuan kelompok
5. Penilaian harus berdasarkan bukti yang cukup,
misalnya lama pengamatan dan jumlah para pengamat.
6. Penilai harus mempunyai kebebasan dalam
melakukan penilaian.
G.
Pemberian Makna (pendekatan evaluasi)
dapat dilakukan dengan :
1. Kriteria Absolut atau Criterion-Referenced Standard, sering juga disebut Penilaian Acuan Patokan
(PAP). Pendekatan acuan patokan (PAP)
ini merupakan pendekatan evaluasi yang membandingkan proses dan hasil belajar
siswa dengan suatu patokan atau kriteria tertentu yang biasanya telah
ditetapkan sebelumnya. Apabila siswa berhasil mencapai atau melewati patokan
tersebut, maka ia dianggap berhasil atau lulus.
2. Kriteria Kelompok atau Criterion-Referenced
Norm, sering juga disebut Penilaian Acuan Norma (PAN). Penilaian menggunakan acuan normatif ini
dilakukan yaitu membandingkan skor siswa dengan rerata skor kelompoknya sebagai
norma. Pendekatan ini pada dasarnya
bertitik tolak dari penggunaan kurva normal, rerata (Mean) kelompok dan
simpangan baku yang menjadi acuannya.
3. Gabungan
antara PAN dan PAP. Terlebih dahulu
ditetapkan passing grade, kemudian siswa
yang lulus saja ditentukan kategori
nilainya.
H.
Kriteria Memilih dan Menyusun Tes
A. Kriteria Teknis :
Validitas, Reliabilitas, dan Objektivitas
1.
Validitas (Kesahihan): Seberapa baik suatu tes dapat mengukur apa
yang ingin
diukur, atau dapat memenuhi fungsi sesuai dengan penggunaannya.
a. Validitas Logis :
- Validitas Isi (Content
Validity).
- Validitas Konstruksi (Construck Validity).
b. Validitas Emphiris : -
Validitas Setara (Concurent
Validity). - Validitas Ramalan/Prediksi (Predictive
Validity).
Mencari validitas dapat dilakukan dengan jalan:
- Pendekatan
korelasi, yaitu dengan jalan mengkorelasikan skor hasil tes dengan
kriteria. Kriteria dapat berupa:
Composite skor, Tes yang sudah baku, Round Robin, Kelompok yg kontras.
- Teknik
Daya Pembeda. Daya pembeda adalah
kemampuan suatu tes untuk membedakan peserta tes antara yang berkemampuan
tinggi dan rendah. Langkah- langkahnya
adalah sebagai berikut:
1. Menyusun Rank Hasil Tes.
2. Menentukan kelompok Atas dan Bawah
(Planagan)
a.
Sampel Besar : 27 % Kelompok Atas
dan 27 % Bawah
b. Sampel Kecil
: 50 % Kelompok Atas dan 50 %
Bawah
2. Reliabilitas (Keterandalan)
: Menggambarkan keajegan atau
konsistensi hasil pengukuran terhadap
orang yang sama dengan alat ukur atau tes yang sama.
Untuk memperoleh
Derajat Reliabilitas: Menggunakan rumus korelasi ( r ) Pearson, dapat dilakukan
dengan dua cara a. Korelasi Product
Momen dengan simpangan. r = 𝑋𝑌 𝑋2 𝑌2 b.
Korelasi dengan angka kasar / langsung.
r = N.
XY − X Y
N. x2− X 2 N. Y2−
Y 2
1.
Reliabilitas Tes-Retes (Pengulangan). Koefisien reliabilitas diperoleh melalui
pengetesan dua kali terhadap sekelompok subyek dengan menggunakan bentuk tes
yang sama.
2.
Reliabilitas Tes Bentuk Paralel / Setara (Bentuk Kembar). Koefisien
reliabilitas diperoleh dengan cara memberikan dua bentuk tes yang isinya
dianggap sama.
3.
Reliabilitas Belah Dua (Split-Half).
Koefisien reliabilitas diperoleh dengan cara membagi tes menjadi dua
bagian yang sama. Perolehan total skor
dari butir–butir tes yang bernomor gasal dikorelasikan dengan total skor bernomor
genap. Hasil tes dengan cara ini
merupakan korelasi setengah tes. Untuk
memperoleh reliabilitas keseluruhan tes maka digunakan rumus Spearman Brown sbb:
R = 2 (𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
1 2𝑡𝑒𝑠)
1 + (𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
1 2𝑡𝑒𝑠)
3. Objektivitas. Objektivitas merupakan kesepakatan diantara
dua orang atau lebih pengetes. Suatu tes
dikatakan objektif, jika terdapat kesamaan skor yang diberikan beberapa penilai
terhadap obyek yang sama.
- Kriteria
Pelengkap : Selain Validitas,
Reliabilitas, dan Objektivitas yang merupakan persyaratan utama dalam memilih
atau menyusun suatu tes, kriteria pelengkap yang perlu dipertimbangkan adalah
Ekonomis, Praktis dalam Pelaksanaan, dan
Adanya Norma.
4. Ekonomis : Sebaiknya tes yang digunakan murah.
5.
Praktis : Tes yang digunakan hendaknya mudah dalam
pelaksanaannya dan mudah dipahami, juga termasuk kriteria penafsiran hasilnya.
6.
Adanya Norma :
Untuk memudahkan menafsirkan hasil tes diperlukan suatu norma baik berupa norma kelompok maupun norma
absolut.
Tinggi rendahnya
derajat validitas, reliabilitas, dan
objektivitas suatu tes dinyatakan dengan koefisien korelasi, yaitu ; r = ± 1. Acuan koefisien korelasi suatu tes (Mathews :
1963) adalah sbb :
r =
0.90 - 0.99
berarti Sempurna / Sangat tinggi
r =
0,80 - 0.89
berarti Tinggi
r =
0.70 - 0.79
berarti Sedang / Cukup
r =
0.60 - 0.69
berarti Kurang
r = di
bawah 0.59 berarti Sangat Kurang
CONTOH TES
KETERAMPILAN BOLA VOLI
Berikut adalah alat tes teknik dasar bola voli yang
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet junior putra dan putri usia 15 -
18 tahun.
1. Passing Bawah
a)
Tujuan Untuk mengukur keterampilan dalam melakukan pass bawah selama 60
detik.
b)
Alat dan perlengkapan: Tiang berukuran 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk
putri dan Bolavoli, Stopwatch, lapangan dengan bentuk segi empat sama
sisi dengan ukuran 4,5 x 4,5 m.
c)
Bangku/box yang bisa diatur tinggi rendahnya agar petugas tes yangberdiri di
atasnya, pandangannya segaris (horizontal) dengan tinggi net.
d)
Petugas tes
Petugas tes
terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut:
Petugas tes
I:
(1)
Berdiri bebas di dekat area peserta tes.
(2)
Menghitung waktu selama 60 detik.
(3)
Memberi aba-aba.
(4)
Mengamati kaki peserta tes jika keluar arena.
Petugas tes
II:
(1)
Berdiri di atas bangku/box.
(2)
Menghitung pass bawah yang benar.
e)
Pelaksanaan
(1)
Peserta tes berdiri di tengah area ukuran 4,5 x 4,5 m.
(2)
Untuk memulai tes, bola dilambungkan sendiri oleh peserta tes, setelah
mendengar aba-aba “Ya”
(3)
Setelah bola dilambungkan, peserta tes melakukan
passing bawah dengan ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.
passing bawah dengan ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.
(4) Bila
peserta tes gagal melakukan pass bawah dan bola keluar area, maka
peserta tes segera mengambil bola tersebut dan melanjutkan pass bawah
kembali.
(5) Bila
kedua kaki peserta tes berada di luar area, maka petugas tes I memerintahkan
agar peserta tes segera kembali ke area, dan bola yang terpantul sewaktu kedua
kaki berada di luar area tidak dihitung.
Gambar
Pelaksanaan Tes Passing Bawah
f) Pencatatan Hasil
Pass bawah yang dianggap benar dan
dihitung adalah bila bola mencapai ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan
2,15 untuk putri dan dilakukan di dalam area selama 60 detik. Penilaian hasil passing
bawah dilakukan dengan berpedoman seperti apda tabel dibawah ini:
Tabel
Penilaian Tes Passing Bawah
|
Putra
|
Putri
|
Nilai
|
|
>47
|
> 45
|
5
|
|
40 - 46
|
37 - 44
|
4
|
|
27 - 39
|
21- 36
|
3
|
|
17 - 26
|
13 -20
|
2
|
|
< 16
|
<12
|
1
|
2. Passing Atas
a) Tujuan
Untuk
mengukur keterampilan dalam melakukan pass atas selama 60 detik.
b) Alat dan perlengkapan
(1)
Tiang berukuran 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.
(2)
Pita berukuran panjang 10 meter dan lebar 30 cm (tidak tembus pandang).
(3) Stopwacth.
(4)
Lapangan dengan bentuk segi empat dengan ukuran 4,5 x 4,5 m.
(5)
Bangku/box yang bisa diatur tinggi rendahnya agar petugas tes yang berdiri di
atasnya, pandangannya segaris (horizontal) dengan tinggi net.
c) Petugas tes
Petugas tes
terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut:
Petugas I:
(1)
Berdiri bebas di dekat area peserta tes.
(2)
Menghitung waktu selama 60 detik.
(3)
Memberi aba-aba.
(4)
Mengamati kaki peserta tes jika keluar area.
Petugas tes
II:
(1)
Berdiri di atas bangku/box.
(2)
Menghitung pass atas yang benar.
d) Pelaksanaan tes
(1)
Peserta tes berdiri di tengah area ukuran 4,5 x 4,5 m.
(2)
Untuk memulai tes, bola dilambungkan sendiri oleh peserta tes, setelah
mendengar aba-aba “Ya”.
(3)
Setelah bola dilambungkan, peserta tes melakukan passing atas dengan
ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.
(4)
Bila peserta tes gagal melakukan passing atas dan bola keluar area,
peserta tes segera mengambil bola tersebut dan melanjutkan passing atas
kembali.
(5)
Bila kedua kaki peserta tes berada di luar area, maka petugas tes I
memerintahkan agar peserta tes segera kembali ke area, dan bola yang terpantul
kedua kaki berada di luar tidak dihitung.
Gambar
Pelaksanaan Tes Passing Atas
e) Pencatatan hasil
Passing atas yang dianggap benar dan
dihitung adalah bila bola mencapai ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan
2,15 m untuk putri dan dilakukan di dalam area selama 60 detik. Penilaian hasil
passing atas dilakukan dengan berpedoman seperti apda tabel dibawah ini:
Tabel
Penilaian Tes Passing Atas
|
Putra
|
Putri
|
Nilai
|
|
> 56
|
> 54
|
5
|
|
43 -55
|
37 - 53
|
4
|
|
31 - 42
|
20 - 36
|
3
|
|
20 - 30
|
10 - 19
|
2
|
|
< 19
|
< 9
|
1
|
3. Servis Bawah
Tes servis bahwa bertujuan untuk mengukur keterampilan
dalam melakukan servis bawah. Alat dan perlengkapan berupa lapangan bolavoli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dibuat
garis-garis yang membatasi sasaran nilai. Tinggi net 2,30 m untuk putra dan 2,15 untuk putrid dan
bolavoli. Petugas tes terdiri dari 2 orang dimana Petugas tes I bertugas berdiri bebas
di dekat area peserta tes dan mengawasi
pelaksanaan tes. Sedangkan Petugas tes
II bertugas
untuk berdiri tidak jauh dari area
sasaran dan menghitung dan mencatat hasil tes.
Gambar Pelaksanaan Tes Servise Bawah
Pelaksanaan tes dilakukan
dengan langkah-langkah (1) peserta tes
bediri di daerah servis dan melakukan servis bawah sebanyak 6 kali, (2) Peserta dianjurkan untuk mengarahkan bola pada area sasaran nilai
tertinggi. Pencatatan
hasil yaitu nilai diberikan kepada pelaksanaan servis bawah yang benar. Besarnya nilai sesuai dengan jatuhnya bola pada sasaran angka 1, 2, 3, 4,
dan 5. Bila bola yang jatuh digaris batas akan diberikan nilai pada sasaran
yang lebih tinggi, misalnya antara angka 2 dan 3, maka dihitung dengan nilai 3.
Penilaian hasil servis bawah
dilakukan dengan berpedoman seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel Penilaian Tes Servis bawah
|
Putra
|
Putri
|
Nilai
|
|
>25
|
>24
|
5
|
|
21-24
|
19-23
|
4
|
|
15-20
|
10-18
|
3
|
|
10-14
|
5-9
|
2
|
|
<9
|
<4
|
1
|
4. Service Atas
a)
Tujuan
Untuk
mengukur keterampilan dalam melakukan servis atas.
b)
Alat dan perlengkapan
(1)
Lapangan bolavoli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dibuat
garis-garis yang membatasi sasaran nilai.
(2)
Tinggi net 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.
(3)
Bolavoli.
c)
Petugas tes
Petugas
terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut:
Petugas tes
I:
(1)
Berdiri bebas di dekat area peserta tes.
(2)
Mengawasi pelaksanaan tes.
Petugas tes
II:
(1)
Berdiri tidak jauh dari area sasaran.
(2)
Menghitung dan mencatat hasil tes.
d) Pelaksanaan tes
(1)
Peserta berdiri di daerah servis dan melakukan servis atas sebanyak 6 kali.
(2)
Peserta dianjurkan untuk mengarahkan bola pada area sasaran nilai tertinggi
Gambar
Pelaksanaan Tes Servis Atas
e) Pencatatan hasil
(1)
Nilai diberikan kepada pelaksanaan servis atas yang benar.
(2)
Besarnya nilai sesuai dengan jatuhnya bola pada sasaran angka 1, 2, 3, 4, dan
5.
(3)
Bila bola yang jatuh di garis batas akan diberikan nilai pada sasaran yang
lebih tinggi, misalnya antara angka 2 dan 3, maka dihitung dengan nilai 3. Penilaian
hasil servis atas dilakukan dengan berpedoman seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel
Penilaian Tes Servis Atas
|
Putra
|
Putri
|
Nilai
|
|
> 27
|
> 23
|
5
|
|
21 -26
|
18 -22
|
4
|
|
15 - 20
|
11 - 17
|
3
|
|
8 - 14
|
7 - 10
|
2
|
|
< 7
|
< 6
|
1
|
5. Smash
a)
Tujuan
Untuk
mengukur keterampilan melakukan smash.
b)
Alat dan perlengkapan
(1)
Tinggi net 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.
(2)
Bolavoli.
(3)
Lapangan bolavoli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dan dibuat
garis-garis yang membatasi sasaran nilai.
c)
Petugas tes
Petugas tes
terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut:
Petugas tes
I:
(1)
Berdiri di dekat net di area peserta tes.
(2)
Sebagai pengumpan.
Petugas tes
II:
(1)
Berdiri tidak jauh dari area sasaran.
(2)
Menghitung dan mencatat hasil tes.
d)
Pelaksanaan tes
(1)
Peserta tes berdiri di garis serang, pengumpan berdiri di tengah dekat net dan
melambungkan bola untuk dismash peserta tes.
(2)
Pada saat bersamaan peserta tes melakukan smash sambil melompat dan
mengarah pada sasaran yang paling tinggi.
(3)
Melakukan smash sebanyak 6 kali.
(4)
Apabila bola lambung tidak sempurna maka dapat diulang kembali.
Gambar
Pelaksanaan Tes Smash
e)
Pencatatan hasil
Hasil yang dicatat berasarkan jatuhnya bola pada
setiap sasaran dengan benar sebanyak 6 kali.
Tabel
Penilaian Tes Smash
|
Putra
|
Putri
|
Nilai
|
|
> 22
|
> 21
|
5
|
|
18 - 21
|
16 - 20
|
4
|
|
12 - 17
|
10 - 15
|
3
|
|
8 - 11
|
7 - 9
|
2
|
|
< 7
|
< 6
|
1
|
Kategori
Tingkat Kemampuan Teknik Dasar
|
No
|
Nilai
|
Klasifikasi/Kategori
|
|
|
Putra
|
Putri
|
||
|
1
|
22-25
|
22-25
|
Baik
Sekali
|
|
2
|
19-21
|
19-21
|
Baik
|
|
3
|
14-18
|
12-18
|
Sedang
|
|
4
|
9-13
|
9-11
|
Kurang
|
|
5
|
5-8
|
5-8
|
Kurang
Sekali
|





Comments
Post a Comment