kriteria pemilihan tes (evaluasi olahraga)



A. Pengertian Tes dan Pengukuran
Pengertian tes secara umum adalah alat pengumpul data dan sebagai dasar penilaian dalam proses pendidikan, dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku. Suatu tes adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau obyek. Melalui tes, pendidik dapat memperoleh informasi yang tepat mengenai keadaan anak didiknya, apabila ia berada pada kemampuan rendah, sedang atau tinggi. Sedangkan pengukuran merupakan proses pengumpulan data / informasi tentang individu maupun obyek tertentu. Tes dan pengukuran merupakan kesatuan yang dapat dijadikan suatu bahasan yang lebih lengkap. Kata pengukuran memiliki banyak arti dan berbeda-beda penerapannya dalam pendidikan jasmani atau olahraga.
Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur beberapa performa dan untuk mengumpulkan data. Sebuah tes haruslah valid, yang berarti mengukur apa yang seharusnya diukur dan haruslah terpercaya, yang berarti dapat diulang berkali-kali. Pengukuran adalah skor kuantitatif yang berasal dari tes. Data yang diperoleh kemudian dievaluasi. Sedangkan evaluasi adalah prosesmenempatkan/pemberian  nilai, makna atau kelayakan pada data tersebut.


Pengukuran yang dilakukan dalam keolahragaan atau pendidikan olahraga berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
  1. Pengukuran harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang semestinya diukur, sesuai dengan luas sempitnya tujuan yang kita ukur atau capai.
  2. Niali-nilai keolahragaan belum dapat diketahui sebelum dilakukan pengukuran tersebut.
  3. Pengukuran dalam keolahragaan atau pendidikan sangat diperlukan untuk memperbaiki program.
  4. Tes dan pengukuran hendaknya dilaksanakan oleh para petugas yang telah terlatih dan berpengalaman dalam lapangan tersebut.
B. Kegunaan Tes dan Pengukuran
  1. Menentukan Status, didalam pendidikan adalah yang harus diperhatikan adalah perkembangan anak, maka seharusnya pembina atau guru olahraga mengetahui sampai dimana perkembagan itu terjadi. Untuk itu harus dilakukan pengukuranagar diketahui status pada suatu saat ataupun dari waktu ke waktu.
  2. Klasifikasi, disekolah biasanya klasifikasi keolahragaan berdasarkan tingkat kelas bukan berdasarkan kemampuan atau keterampilan anak. Kalau dipandang dari sudtut kematangan jasmaniahnya atau ketangkasannya mereka itu akan berbeda. Oleh karena itu pengelompokan hendaknya berdasarkan kemampuan umum ketangkasannya dan diatur sesuai dengan kemajuan pembelajarannya.
  3. Diagnosa dan Bimbingan, bimbingan dimaksudkan supaya setiap anak memperoleh jalan didalam menghadapi kesukaran-kesukaran yang dialami. Bimbingan mengharuskan adanya evaluasi tentang kapasitas dan kemampuan anak sehingga proses pengajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak.
  4. Motivasi, Achievment score/nilai dalam keolahragaan dapat menjadi perangsang bagi anak untuk berlatih lebih giat.
  5. Perbaikan mengajar, testing dan evaluasi adalah suatu bagian dari pengajaran mempunyai tempat yang tepat dalam program pengajaran. Tes harus ditempatkan pada bagian yang sudah dirancang pada tujuan pembelajaran sebelumnya sehingga nilai tes tersebut dapat digunakan sesuai dengan tujuan dari bahan pembelajaran yang disajikan.
C. Kriteria Pemiliha Tes
Para ahli tes dan pengukuran telah ada kesamaan pendapat tentang kriteria pemilihan tes. Kriteria tersebut meliputi faktor-faktor sebagai berikut :
1. Validitas
Pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Validitas sangat erat berkaitan dengan tujuan pengukuran. Oleh karena suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
2. Reliabilitas
Reliabilitas mempunyai beberapa nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan lain sebagainya. Namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
3. Objektifitas
Objektifitas adalah derajat kesamaan hasil dari dua atau lebih pengambil tes (tester). Pengertian objektifitas hampir sama sengan reliabilitas, kedua-duanya tentang hasil pengukuran yang tetap atau sama/hampir sama.
4. Norma
Data-data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran merupakan data yang acak dan berada dalam kemampuan yang dicapai untuk dapat menyamakan hasil dan menempatkannya diperlukan adanya acuan norma. Acuan norma adalah menunjukkan kedudukan seorang tes diantara kelompoknya. cuan norma ini dapat dipakai dengan penggunaan dari angka kasar ke angka tabel. Angka tabel dapt diklasifikasikan kembali apakah nilainya termasuk rendah, sedang atau tinggi.












A. Fungsi Tes dan Pengukuran
Dalam pelaksanaan tes dan pengukuran dapat menggunakan tes baku yang sudah ada atau dapat membuat sendiri.  Pelaksanaan tes dan pengukuran akan sangat berguna  untuk memenuhi kebutuhan program pelatihan antara lain: 
a.  Merangsang pelatih untuk mencapai tujuan
b.  Merupakan umpan balik bagi pelatih dan atlet
c.  Membangkitkan motivasi berlatih
d.  Membantu atlet dalam menilai kemampuannya
e.  Membantu pelatih menata kembali bahan-bahan yang telah diberikan
f.  Menentukan klasifikasi atau pengelompokan atlet
g.  Sebagai alat untuk memperoleh data yang obyektif
h.  Keperluan diagnosa (body mekanik, kebugaran jasmani, dan keterampilan gerak)
i.   Menentukan seleksi atlet dengan fair.   

B. Prinsip-Prinsip Evaluasi
1.   Prinsip Pelaksanaan : yaitu prinsip tentang bagaimana evaluasi dilakukan.
    a. Evaluasi harus dilakukan secara obyektif
    b. Evaluasi dilakukan secara kontinue 
    c. Evaluasi dilakukan secara komprehensif (integralitas).
2.   Prinsip Dasar :  yaitu sebagai pedoman kerja dalam melakukan evaluasi
    a. Evaluasi adalah alat komunikasi
    b. Membantu atlet untuk mencapai perkembangan potensinya semaksimal mungkin
    c. Jangan hanya membandingkannya dengan orang lain saja
    d. Memanfaatkan berbagai macam alat / teknik evaluasi
    e. Menyarankan langkah-langkah / tindak lanjut yang perlu diambil  



C. Kemungkinan-Kemungkinan Kesalahan dalam Evaluasi : 
  1. Kesalahan dalam pengamatan atau observasi
  2. Kesalahan pada alat pengukur
  3. Kesalahan dalam proses analisis data
  4. Pengaruh pekerjaan-pekerjaan yang mendahului
  5. Kecenderungan untuk menilai lebih tinggi atau lebih rendah
  6.  Pengaruh kesan-kesan luar 

D. Langkah-Langkah dalam Melakukan Evaluasi :
1. Perencanaan :
1.1.  Kriteria yang akan digunakan
1.2.  Bentuk tes / alat ukur yang akan digunakan
1.3.  Menentukan frekuensi evaluasi
1.4.  Fasilitas dan Perlengkapan
1.5.  Waktu pelaksanaan pengambilan data
1.6.  Para pembantu dalam pelaksanaan pengambilan data.
2. Pengumpulan Data
3. Penelitian data
4. Pengolahan data
5.  Penafsiran data. 
E. Bentuk / Jenis Evaluasi :
   1. Evaluasi Formatif :  Dilakukan untuk kebutuhan monitoring, memperoleh umpan balik, dan diselenggarakan di sela-sela program yang masih berlangsung, misalnya tes-tes mingguan, bulanan. Hasilnya digunakan untuk menyempurnakan program.
   2.  Evaluasi Sumatif :  Dilaksanakan setelah program latihan selesai seluruhnya, misalnya untuk menentukan / pemilihan pemain. Hasil evaluasi dilaporkan dalam nilai-nilai tertentu.    



F. Evaluasi Kuantitatif dan Kualitatif.
Kebanyakan tes dan pengukuran selalu berurusan dengan pengungkapan hasil tes yang dinyatakan dalam bentuk skor-skor  (kantitatif) yang kemudian mudah untuk diolah, yaitu menggunakan statistika.  Selain itu yang perlu untuk juga diperhatikan dan dipertimbangkan  oleh seorang pelatih adalah pengumpulan data secara kualitatif yang hasilnya dalam bentuk pemaparan tingkat penguasaan atau performa di lapangan.
Evaluasi kualitatif  dalam pelaksanaannya mempergunakan pertimbangan/ penilaian subyektif.  Untuk itu yang menjadi pedoman dasarnya adalah sbb:
  1.  Kemampuan yang dinilai harus dapat dirumuskan
  2.  Penilai harus terlatih dan berpengalaman
  3.  Para penilai harus dapat membedakan tingkatan kemampuan
  4.  Skala penilaian harus sederhana dan sebanding dengan tingkatan kemampuan kelompok
  5.  Penilaian harus berdasarkan bukti yang cukup, misalnya lama pengamatan dan jumlah para pengamat.
  6.  Penilai harus mempunyai kebebasan dalam melakukan penilaian. 

G. Pemberian Makna  (pendekatan evaluasi) dapat dilakukan dengan :
  1.  Kriteria Absolut  atau Criterion-Referenced Standard,  sering juga disebut Penilaian Acuan Patokan (PAP).  Pendekatan acuan patokan (PAP) ini merupakan pendekatan evaluasi yang membandingkan proses dan hasil belajar siswa dengan suatu patokan atau kriteria tertentu yang biasanya telah ditetapkan sebelumnya. Apabila siswa berhasil mencapai atau melewati patokan tersebut, maka ia dianggap berhasil atau lulus. 
  2.  Kriteria Kelompok atau Criterion-Referenced Norm, sering juga disebut Penilaian Acuan Norma (PAN).   Penilaian menggunakan acuan normatif ini dilakukan yaitu membandingkan skor siswa dengan rerata skor kelompoknya sebagai norma.  Pendekatan ini pada dasarnya bertitik tolak dari penggunaan kurva normal, rerata (Mean) kelompok dan simpangan baku yang menjadi acuannya. 
  3. Gabungan antara PAN dan PAP.  Terlebih dahulu ditetapkan passing grade, kemudian  siswa yang lulus saja ditentukan  kategori nilainya. 



H. Kriteria Memilih dan Menyusun Tes 
A. Kriteria Teknis :  Validitas, Reliabilitas, dan Objektivitas
  1.  Validitas (Kesahihan):  Seberapa baik suatu tes dapat mengukur apa yang                                ingin diukur, atau dapat memenuhi fungsi sesuai dengan penggunaannya. 
    a.  Validitas Logis  :  -  Validitas Isi (Content Validity).                                          -  Validitas  Konstruksi (Construck Validity).
    b.  Validitas Emphiris :  -  Validitas Setara (Concurent  Validity).                                                                                           -  Validitas Ramalan/Prediksi (Predictive Validity). 
Mencari validitas dapat dilakukan dengan jalan:  
    - Pendekatan korelasi, yaitu dengan jalan mengkorelasikan skor hasil tes dengan kriteria.  Kriteria dapat berupa: Composite skor, Tes yang sudah baku, Round Robin, Kelompok yg kontras.
     - Teknik Daya Pembeda.  Daya pembeda adalah kemampuan suatu tes untuk membedakan peserta tes antara yang berkemampuan tinggi dan rendah.  Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:
   1.  Menyusun Rank Hasil Tes. 
   2.  Menentukan kelompok Atas dan Bawah (Planagan) 
      a.  Sampel Besar :  27 % Kelompok Atas dan 27 % Bawah 
      b.  Sampel Kecil   :  50 % Kelompok Atas dan 50 % Bawah   
2.  Reliabilitas (Keterandalan) :   Menggambarkan keajegan atau konsistensi hasil   pengukuran terhadap orang yang sama dengan alat ukur atau tes yang sama.
Untuk memperoleh Derajat Reliabilitas: Menggunakan rumus korelasi ( r ) Pearson, dapat dilakukan dengan dua cara  a. Korelasi Product Momen dengan simpangan.  r  =   𝑋𝑌   𝑋2   𝑌2   b.  Korelasi dengan angka kasar / langsung.  r  =    N.   XY −    X    Y   N. x2−   X 2   N. Y2−   Y 2   
  
   1. Reliabilitas Tes-Retes (Pengulangan). Koefisien reliabilitas diperoleh melalui pengetesan dua kali terhadap sekelompok subyek dengan menggunakan bentuk tes yang sama.
   2. Reliabilitas Tes Bentuk Paralel / Setara (Bentuk Kembar). Koefisien reliabilitas diperoleh dengan cara memberikan dua bentuk tes yang isinya dianggap sama.
  
    3. Reliabilitas Belah Dua (Split-Half).  Koefisien reliabilitas diperoleh dengan cara membagi tes menjadi dua bagian yang sama.  Perolehan total skor dari butir–butir tes yang bernomor gasal dikorelasikan dengan total skor bernomor genap.  Hasil tes dengan cara ini merupakan korelasi setengah tes.  Untuk memperoleh reliabilitas keseluruhan tes maka digunakan rumus Spearman Brown sbb:
R  =  2  (𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 1 2𝑡𝑒𝑠) 1 +  (𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 1 2𝑡𝑒𝑠)
3.  Objektivitas.  Objektivitas merupakan kesepakatan diantara dua orang atau lebih pengetes.  Suatu tes dikatakan objektif, jika terdapat kesamaan skor yang diberikan beberapa penilai terhadap obyek yang sama.
      - Kriteria Pelengkap :  Selain Validitas, Reliabilitas, dan Objektivitas yang merupakan persyaratan utama dalam memilih atau menyusun suatu tes, kriteria pelengkap yang perlu dipertimbangkan adalah Ekonomis, Praktis dalam Pelaksanaan, dan  Adanya Norma.
4.  Ekonomis :  Sebaiknya tes yang digunakan murah.
5. Praktis  :  Tes yang digunakan hendaknya mudah dalam pelaksanaannya dan mudah dipahami, juga termasuk kriteria penafsiran hasilnya.
6. Adanya Norma :  Untuk memudahkan menafsirkan hasil tes diperlukan suatu norma  baik berupa norma kelompok maupun norma absolut.  
Tinggi rendahnya derajat  validitas, reliabilitas, dan objektivitas suatu tes dinyatakan dengan koefisien korelasi, yaitu ;  r = ± 1.  Acuan koefisien korelasi suatu tes (Mathews : 1963) adalah sbb :
r  =  0.90  -  0.99  berarti  Sempurna / Sangat tinggi
r  =  0,80  -  0.89  berarti  Tinggi
r  =  0.70  -  0.79  berarti  Sedang / Cukup
r  =  0.60  -  0.69  berarti  Kurang
r  =  di bawah 0.59  berarti  Sangat Kurang








CONTOH TES KETERAMPILAN BOLA VOLI
Berikut adalah alat tes teknik dasar bola voli yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet junior putra dan putri usia 15 - 18 tahun.
1.   Passing Bawah                                             
a)   Tujuan Untuk mengukur keterampilan dalam melakukan pass bawah selama 60 detik.
b)   Alat dan perlengkapan: Tiang berukuran 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri dan Bolavoli, Stopwatch, lapangan dengan bentuk segi empat sama sisi dengan ukuran 4,5 x 4,5 m.
c)   Bangku/box yang bisa diatur tinggi rendahnya agar petugas tes yangberdiri di atasnya, pandangannya segaris (horizontal) dengan tinggi net.
d)   Petugas tes
Petugas tes terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut:
Petugas tes I:
(1)  Berdiri bebas di dekat area peserta tes.
(2)  Menghitung waktu selama 60 detik.
(3)  Memberi aba-aba.
(4)  Mengamati kaki peserta tes jika keluar arena.
Petugas tes II:
(1)   Berdiri di atas bangku/box.
  (2)   Menghitung pass bawah yang benar.
e)   Pelaksanaan
  (1)  Peserta tes berdiri di tengah area ukuran 4,5 x 4,5 m.
  (2)  Untuk memulai tes, bola dilambungkan sendiri oleh peserta tes, setelah mendengar aba-aba “Ya”
  (3)  Setelah bola dilambungkan, peserta tes melakukan
passing bawah dengan ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.
  (4)  Bila peserta tes gagal melakukan pass bawah dan bola keluar area, maka peserta tes segera mengambil bola tersebut dan melanjutkan pass bawah kembali.
  (5)  Bila kedua kaki peserta tes berada di luar area, maka petugas tes I memerintahkan agar peserta tes segera kembali ke area, dan bola yang terpantul sewaktu kedua kaki berada di luar area tidak dihitung.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKBaM4R2wkEzdDnD-eccSV7noI7LdvIosU7FR_Bx5BxV-Rff6N_ztfOFekZCU_FcGvL5XbT5ytF3LDQLEq9oaIk83x5IwX7jOfTr17CixSWw2Lvj2d9PgFkGpT15kLCVXZ9AX_e6Uq570/s320/Capture.JPG
Gambar Pelaksanaan Tes Passing Bawah

 f)   Pencatatan Hasil
Pass bawah yang dianggap benar dan dihitung adalah bila bola mencapai ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 untuk putri dan dilakukan di dalam area selama 60 detik. Penilaian hasil passing bawah dilakukan dengan berpedoman seperti apda tabel dibawah ini:
Tabel Penilaian Tes Passing Bawah
Putra
Putri
Nilai
>47
> 45
5
40 - 46
37 - 44
4
27 - 39
21- 36
3
17 - 26
13 -20
2
< 16
<12
1

2.   Passing Atas
a)    Tujuan
Untuk mengukur keterampilan dalam melakukan pass atas selama 60 detik.
b)    Alat dan perlengkapan
(1)  Tiang berukuran 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.
(2)  Pita berukuran panjang 10 meter dan lebar 30 cm (tidak tembus pandang).
(3)  Stopwacth.
(4)  Lapangan dengan bentuk segi empat dengan ukuran 4,5 x 4,5 m.
(5)  Bangku/box yang bisa diatur tinggi rendahnya agar petugas tes yang berdiri di atasnya, pandangannya segaris (horizontal) dengan tinggi net.


c)    Petugas tes
Petugas tes terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut:
Petugas I:
(1)    Berdiri bebas di dekat area peserta tes.
(2)    Menghitung waktu selama 60 detik.
(3)    Memberi aba-aba.
(4)    Mengamati kaki peserta tes jika keluar area.
Petugas tes II:
(1)  Berdiri di atas bangku/box.
(2)  Menghitung pass atas yang benar.
d)    Pelaksanaan tes
(1)  Peserta tes berdiri di tengah area ukuran 4,5 x 4,5 m.
(2)  Untuk memulai tes, bola dilambungkan sendiri oleh peserta tes, setelah mendengar aba-aba “Ya”.
(3)  Setelah bola dilambungkan, peserta tes melakukan passing atas dengan ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.
(4)  Bila peserta tes gagal melakukan passing atas dan bola keluar area, peserta tes segera mengambil bola tersebut dan melanjutkan passing atas kembali.
(5)  Bila kedua kaki peserta tes berada di luar area, maka petugas tes I memerintahkan agar peserta tes segera kembali ke area, dan bola yang terpantul kedua kaki berada di luar tidak dihitung.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrZDl2A2K172RwwH4Xwz78l43rbH5HtXC9G13bKy0QsdA6elG2d5vu9I5qPViAt2UCdomfHoYPsfzMtBCccXU_0VdTc8pqBikDgYvdvU1KVdJ6yd4-pCOy-Wqqgy1OciQflTKy92c_kWU/s400/Capture2.JPG
Gambar Pelaksanaan Tes Passing Atas





e)    Pencatatan hasil
Passing atas yang dianggap benar dan dihitung adalah bila bola mencapai ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri dan dilakukan di dalam area selama 60 detik. Penilaian hasil passing atas dilakukan dengan berpedoman seperti apda tabel dibawah ini:
Tabel Penilaian Tes Passing Atas
Putra
Putri
Nilai
> 56
> 54
5
43 -55
37 - 53
4
31 - 42
20 - 36
3
20 - 30
10 - 19
2
< 19
< 9
1

3.    Servis Bawah
Tes servis bahwa bertujuan untuk mengukur keterampilan dalam melakukan servis bawah. Alat dan perlengkapan berupa lapangan bolavoli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dibuat garis-garis yang membatasi sasaran nilai.  Tinggi net 2,30 m untuk putra dan 2,15 untuk putrid dan bolavoli. Petugas tes terdiri dari 2 orang dimana Petugas tes I bertugas berdiri bebas di dekat area peserta tes dan mengawasi pelaksanaan tes. Sedangkan Petugas tes II bertugas untuk berdiri tidak jauh dari area sasaran dan  menghitung dan mencatat hasil tes.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkQfC-yXlB4JACu8R24ZodiQnvQ0reb2wnw4woUK99ui6YAAML1dmNwJWu_VitzGMuNFzQD4Hd7G00fDe-fpYUK35bUrbnIQisvmso2NGP007rd0uHz9eEk-RhrVYnaX_Hty2Ji3t7rbE/s320/ser+bwh.PNG 
Gambar Pelaksanaan Tes Servise Bawah


Pelaksanaan tes dilakukan dengan langkah-langkah (1) peserta tes bediri di daerah servis dan melakukan servis bawah sebanyak 6 kali, (2) Peserta dianjurkan untuk mengarahkan bola pada area sasaran nilai tertinggi. Pencatatan hasil yaitu nilai diberikan kepada pelaksanaan servis bawah yang benar. Besarnya nilai sesuai dengan jatuhnya bola pada sasaran angka 1, 2, 3, 4, dan 5. Bila bola yang jatuh digaris batas akan diberikan nilai pada sasaran yang lebih tinggi, misalnya antara angka 2 dan 3, maka dihitung dengan nilai 3.
Penilaian hasil servis bawah dilakukan dengan berpedoman seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel Penilaian Tes Servis bawah

Putra
Putri
Nilai
>25
>24
5
21-24
19-23
4
15-20
10-18
3
10-14
5-9
2
<9
<4
1
4.   Service Atas
   a)    Tujuan
Untuk mengukur keterampilan dalam melakukan servis atas.
   b)    Alat dan perlengkapan
(1)   Lapangan bolavoli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dibuat garis-garis yang membatasi sasaran nilai.
(2)   Tinggi net 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.
(3)   Bolavoli.
  c)    Petugas tes
Petugas terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut:
Petugas tes I:
(1)  Berdiri bebas di dekat area peserta tes.
(2)  Mengawasi pelaksanaan tes.
Petugas tes II:
(1)  Berdiri tidak jauh dari area sasaran.
(2)  Menghitung dan mencatat hasil tes.

d)    Pelaksanaan tes
(1)  Peserta berdiri di daerah servis dan melakukan servis atas sebanyak 6 kali.
(2)  Peserta dianjurkan untuk mengarahkan bola pada area sasaran nilai tertinggi




Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9InBBOHnZ8PKdfauPqf2YK6PXK_Nt8RQZuslUKpB6A0-_Jx-TF4GyLA8t4G9mcqkpghKdwL_X-xBkIxns15fkrKxu_dBe-wp7liwmRg8YL7-oEKYA9xtlNDajoBM3T-ykuFDPPRgJ-Lg/s320/Capture4.JPG
Gambar Pelaksanaan Tes Servis Atas 

e)    Pencatatan hasil
(1)  Nilai diberikan kepada pelaksanaan servis atas yang benar.
(2)  Besarnya nilai sesuai dengan jatuhnya bola pada sasaran angka 1, 2, 3, 4, dan 5.
(3)  Bila bola yang jatuh di garis batas akan diberikan nilai pada sasaran yang lebih tinggi, misalnya antara angka 2 dan 3, maka dihitung dengan nilai 3. Penilaian hasil servis atas dilakukan dengan berpedoman seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel Penilaian Tes Servis Atas
Putra
Putri
Nilai
> 27
> 23
5
21 -26
18 -22
4
15 - 20
11 - 17
3
8 - 14
7 - 10
2
< 7
< 6
1







5.   Smash
   a)      Tujuan
Untuk mengukur keterampilan melakukan smash.
   b)      Alat dan perlengkapan
(1)  Tinggi net 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.
(2)  Bolavoli.
(3)  Lapangan bolavoli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dan dibuat garis-garis yang membatasi sasaran nilai.
   c)      Petugas tes
Petugas tes terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut:
Petugas tes I:
(1)  Berdiri di dekat net di area peserta tes.
(2)  Sebagai pengumpan.
Petugas tes II:
(1)  Berdiri tidak jauh dari area sasaran.
(2)  Menghitung dan mencatat hasil tes.
   d)     Pelaksanaan tes
(1)  Peserta tes berdiri di garis serang, pengumpan berdiri di tengah dekat net dan melambungkan bola untuk dismash peserta tes.
(2)  Pada saat bersamaan peserta tes melakukan smash sambil melompat dan mengarah pada sasaran yang paling tinggi.
(3)  Melakukan smash sebanyak 6 kali.
(4)  Apabila bola lambung tidak sempurna maka dapat diulang kembali.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTaighcNTsT2aUFdoN4_j8PK2kpA-OB9zhCWM-IuzfjqxP_aEar9CM2t7I0menCg15NTO3VFz2IaLlHlVIg04s9iqgl8kVqlCKoIIIkmDPidQpBFd5JoK4l9ENFE1ia7cYwpX8PKqPiRE/s320/Capture5.JPG
Gambar Pelaksanaan Tes Smash


   e)      Pencatatan hasil
Hasil yang dicatat berasarkan jatuhnya bola pada setiap sasaran dengan benar sebanyak 6 kali.
Tabel Penilaian Tes Smash
Putra
Putri
Nilai
> 22
> 21
5
18 - 21
16 - 20
4
12 - 17
10 - 15
3
8 - 11
7 - 9
2
< 7
< 6
1

Kategori Tingkat Kemampuan Teknik Dasar

No
Nilai
Klasifikasi/Kategori
Putra
Putri
1
22-25
22-25
Baik Sekali
2
19-21
19-21
Baik
3
14-18
12-18
Sedang
4
9-13
9-11
Kurang
5
5-8
5-8
Kurang Sekali


Comments

Popular posts from this blog

Kondisi Perpolitikan Nasional